Wednesday, May 18, 2011

Televisi bukan hanya Entertaiment

Di era reformasi ini banyak sekali bermunculan televisi-televisi swasta mulai dari televisi swasta nasional hingga televisi swasta lokal. Fenomena yang terjadi ini mungkin positif jika dibarengi dengan penayangan program berkualitas yang disuguhkan kepada pemirsa, namun sayangnya hanya sedikit sekali televisi yang menyuguhkan kualitas tayangan yang baik. Padahal televisi berperan besar membentuk pola pikir dan mentalitas anak bangsa dikarenakan televisi merupakan media audio visual dimana media audio visual itu cenderung dipilih untuk dilihat karena mudah untuk ditangkap, dicerna dan tidak memerlukan energi berupa pikiran lebih untuk menggunakan media audio visual tersebut. Sebenarnya fungsi media televisi sendiri ada 3 yaitu education, persuasi, dan entertaiment yang ketiganya harus ada dalam suatu program yang disajikan televisi,tetapi pada kenyataanya tidak demikian. Program-program yang ditayangkan oleh televisi hanya berorientasi pada keuntungan saja yang berakibat hanya fungsi entertaiment sajalah yang dominan sedangkan fungsi edukasi terabaikan. Dan yang paling berbahaya disini ketika fungsi persuasi tidak digunakan untuk mendidik melainkan untuk membodohi pemirsa televisi. Pembodohan pemirsa televisi terlihat jelas dengan beredarnya tayangan-tayangan reality show, sinetron tidak bermutu, dan acara musik lip sync. Tayangan-tayangan tersebut merupakan pembohongan publik yang saya rasa sangat tidak menghargai intelektualitas penonton dan secara sengaja membodohi penonton. Dan tayangan seperti reality show serta sinetron akan dapat membahayakan mentalitas bangsa karena mengarah pada gaya hidup hedonisme, dimana gaya hidup hedonisme itu dapat menghancurkan bangsa sebab hanya berorientasi pada kesenangan diri semata, apa jadinya negara ini jika setiap warga negaranya tidak memiliki rasa persatuan yang kuat?, belum lagi acara yang mempertontonkan rasa belas kasihan yang memanfaatkan kemiskinan, tayangan tersebut cenderung mengarahkan orang untuk dikasihani, mau jadi apa bangsa kita jika manusianya bermental lembek yang hanya ingin disuapi nasi saja tanpa mau berusaha, seharusnya tampilkanlah tontonan yang menampilkan daya juang untuk tetap bertahan hidup dari individu ditengah kemiskinan, dan jika memang tulus ingin membantu tidak perlu ditonjolkan di acara tersebut untuk ditayangkan televisi. Musikpun tidak luput dari pembredelan kualitas, acara-acara musik yang ditayangkan oleh televisi menyajikan karya-karya yang dibawakan secara lip sync, hal tersebut pastinya sangat mencederai harga diri para musisi sejati dan menghina secara terang-terangan apresiasi penonton. Acara musik dan musisi yang melakukan lip sync sama saja mereka tidak mendidik generasi bangsa untuk percaya diri membawakan karyanya sendiri, itu sama artinya dengan memperlemah mentalitas yang sekali lagi dapat membuat bangsa kita kurang kompetitif. Televisi merupakan media yang digemari oleh sebagian besar masyarakat diIndonesia, sudah sepantasnya para pelaku dunia televisi menghargai Intelektualitas pemirsa televisi dengan tidak membohongi pemirsa melalui tayangan-tayangannya dan memberikan program-program yang bermutu, karena televisi merupakan salah satu media penyampaian pesan yang seharusnya mendidik bukan membodohi pemirsanya.

No comments:

Post a Comment